ARTI PENTING PENDIDIKAN
Pendidikan adalah hal terpenting dalam sebuah negara,
karena pendidikanlah yang akan menciptakan generasi-generasi penerus yang
nantinya akan menjadikan Indonesia lebih baik. Oleh karena itulah dalam hal ini
harus ada sebuah gebrakan reformasi dalam tubuh pendidikan Indonesia. Sistem
pendidikan menjadi kunci utama dalam berlangsungnya reformasi tersebut. Dapat
kita bandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika yang
sangat mengedepankan masalah pendidikan. Sebagai pemanding, berikut pemaparan
Pendidikan di Jepang dan Amerika:
Belajar kepada
Jepang
Tahun 1945, ketika Nagasaki dan Hirosima dilululantahkan
oleh sekutu, 200.000 penduduknya tewas dan hanya ada tanah dan air yang
tersisa. Kemegahan bangunan pupus sudah. Menariknya pemimpin mereka saat itu,
Kaisar Hirohito tidak menanyakan berapa jumlah tentara yang tersisa untuk
melawan musuh, tetapi justru mendata berapa jumlah guru yang masih hidup.
Kenapa mesti Guru yang dipertanyakan. Hirohito sadar benar bahwa membangun
bangsa berawal dari Guru sebagai pendidik. Guru merupakan penopang utama
sumberdaya manusia. Begitu terhormatnya Negara Jepang memposisikan Guru. Guru
pun di Jepang ketika itu banyak yang tewas, lalu Hirohito berjuang dengan
pengorbanan luar biasa untuk meningkatkan mutu pendidikan walaupun menyewa
guru-guru asing. Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Untuk membangun sistem
pendidikan yang berkualitas dunia, Jepang segera mendatangkan pakar-pakar
terbaik dan guru-guru dari seluruh dunia. Mereka diberikan jabatan yang tinggi
dengan otoritas yang besar. Penghasilan yang diberikan kepada mereka pun sangat
mahal. Para pengajar asing rata-rata di bayar 600 yen per bulan, padahal gaji
rektor universitas Tokyo hanya 400 yen. Selain itu, Depetemen pendidikan juga
mengirimkan banyak orang keluar negeri. Total anggaran yang di keluarkan untuk
membayar orang-orang asing dan mengirimkan pelajar keluar negeri lebih dari 30%
total anggaran pendidikan. Suatu jumlah yang sangat besar.
Dalam masa yang relatif singkat Jepang berhasil membangun
negara mereka menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi dan pendidikan.
Bahkan merupakan negara ekonomi terkuat yang menjadi ancaman bagi AS sendiri.
Coba kita bandingkan dengan Indonesia yang mulai membangun diri pada waktu yang
sama dengan Jepang (kita merdeka 1945 dan Jepang di bom atom 1945). Jepang
telah berlari jauh di depan, kita malah masih tertatih-tatih bahkan jalan di
tempat dan kadang kala juga mundur ke balakang.
Contoh nyata dari kemajuan pendidikan di Jepang adalah
berobahnya pengertian buta huruf dikalangan rakyat Jepang. Buta huruf yang
sudah tidak ada lagi di Jepang mempunyai pengertian “tidak bisa menggunakan
komputer”. Betapa jauhnya pengertian ini dengan pengertian aslinya di kalangan
bangsa berkembang (dunia ketiga), yang berarti tidak bisa tulis dan baca.
Belajar Kepada
Amerika
Ketika Uni Sovyet meluncurkan pesawat luar angkasanya
yang pertama spotnic pada 4 oktober 1957, Amerika Serikat tergoncang dengan
dahsyatnya. Demam spotnic melanda seantero Amerika. Betapa tidak, karena
Amerika adalah negara besar pemenang perang dunia II telah kedahuluan oleh Uni
Sovyet. Sampai-sampai presiden AS ketika itu membentuk tim khusus untuk
merespon kejadian besar ini. Tim tersebut bukan bertugas menyelidiki kenapa Uni
Sovyet berhasil mendahului mereka dalam meluncurkan pesawat luar angkasa,
melainkan mereka mendapat intruksi lansung dari presiden untuk melakukan suatu
tugas yang tidak disangka-sangka oleh para pengamat politik waktu itu.
Tugas mereka adalah meninjau kembali kurikulum pendidikan
AS mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Dengan
bekerja keras dan dalam waktu yang singkat tim tersebut berhasil mengeluarkan
statement yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan AS dari semua jenjang
pendidikan sudah tidak layak lagi dan harus direvisi. Sebuah keputusan yang
teramat berani waktu itu. Tapi itulah sebuah konsekuensi kalau hendak
berkompetisi dalam kemajuan peradaban.
Amerika pun mulai melakukan pembaharuan pendidikan dalam
segala segi dan dimensinya. Mulai dari kurikulum, mata pelajaran, tenaga
pengajar, sarana pendidikan sampai kepada sistem evaluasi pendidikan. Usaha
mereka dengan sangat cepat membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Pada
tanggal 14 juli 1969 mereka berhasil meletakkan manusia pertama di permukaan
bulan. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun mereka berhasil mengungguli teknologi
Uni Sovyet. Waktu yang relatif singkat, kurang dari masa pendidikan seorang
anak dari tingkat dasar sampai jenjang perkuliahan. (www.kendariekspres.com)
Dari dua
kenyataan tersebut diatas kita dapat mengambil beberapa pelajaran:
1)
Bahwa semangat
(spirit) untuk maju menjadi sangat mendasar. Kerja keras pantang menyerah,
disiplin adalah modal utama bagi suatu kemajuan. Ini membutuhkan kerendahan
hati dan bersedia “belajar”. Bukan saatnya lagi membuat blok anti barat atau
sejenisnya karena hanya akan menambah keterpurukan kita sebagai bangsa
2)
Bahwa pendidik
(guru dan dosen) adalah elemen yang penting di sebuah bangsa yang mau maju.
Begitu pentingnya elemen ini maka harus ada perhatian serius mulai dari
kesejahteraannya dan aktivitas keilmuannya. Adanya UU No 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2008 tentang perubahan
pertama atas permendiknas RI No 42 tahun 2007 tentang sertifikasi dosen,
Peraturan Mendiknas RI No 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru,
realisasi anggaran pendidikan 20% diharapkan menjadi langkah maju untuk
membangun bangsa
3)
Perlunya
pembaharuan pendidikan dalam segala segi dan dimensinya. Mulai dari kurikulum,
mata pelajaran, tenaga pengajar, sarana pendidikan sampai kepada sistem
evaluasi pendidikan.
4)
Harus didukung
dengan kebijakan pemerintah, swasta dan masyarakat untuk melahirkan sumberdaya
manusia yang handal. Ketiga komponen ini harus seiring sejalan membangun dunia
pendidikan karena membangun dunia pendidikan adalah pintu gerbang membangun
bangsa. Negara maju seperti Jepang dan
Amerika sudah membuktikannya.
Posted
14th November 2012 by Amelia D'Marthasari
0 komentar:
Posting Komentar